Minggu, 24 November 2013

Tugas 3 Etika Profesi Akuntansi

Tugas 3
Etika Profesi Akuntansi

Nama : Garin Ardyarini
NPM : 22210953
Kelas : 4EB18

 1.    Bagaimana budaya organisasi bisa mempengaruhi perilaku etis?
Jawab:
Budaya organisasi merupakan nilai, anggapan, asumsi, sikap dan norma perilaku yang telah melembaga kemudian mewujud dalam penampilan, sikap dan tindakan, sehingga menjadi identitas dari organisasi tertentu. Budaya organisasi sangatlah penting untuk memahami konsep budaya organisasi. Budaya organisasi dapat mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi patokan dalam setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan yang diambil. Hal ini terkait dengan bagaimana budaya  itu mempengaruhi organisasi dan bagaimana suatu budaya itu dapat dikelola oleh organisasi.
Etika adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etis adalah perilaku yang sesuai dengan keyakinan individual dan norma sosial tentang tindakan yang benar dan baik.
Pentingnya budaya organisasi yaitu :
Budaya dipelajari dan  membantu manusia dalam usaha mereka berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam masyarakat .
Ketika nilai dan kepercayaan dalam budaya berbeda, beberapa orang memiliki masalah penyesuaian. Jika hal ini tidak diantisipasi, maka akan menjadi penyebab kegagalan usaha dalam organisasi yang disebut “culture shock”
Budaya adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan perilaku yang mewakili norma operasi umum di lingkungan Anda. Budaya biasanya tidak didefinisikan sebagai baik atau buruk, meskipun aspek budaya Anda mungkin mendukung kemajuan dan kesuksesan dan aspek lain menghambat kemajuan anda.
Sebuah norma akuntabilitas akan membantu membuat organisasi Anda sukses. Sebuah norma layanan pelanggan spektakuler akan menjual produk dan mengikutsertakan karyawan Anda. Menoleransi kinerja yang buruk atau menunjukkan kurangnya disiplin untuk memelihara proses dan sistem yang mapan akan menghambat kesuksesan Anda.
Sumber:http://allanerlangga4eb17.blogspot.com/2012/12/budaya-organisasi-dapat-mempengaruhi_1.html



2.       Gambarkan factor-faktor yang mempengaruhi perilaku etis dan tidak etis
Jawab :
Penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang,
baik akuntan ataupun mahasiswa dilakukan oleh Mudrack (1993); Mueller dan Clarke (1998); Maryani & Ludigdo (2001); Reiss & Mitra (1998); Nugrahaningsih (2005); Ustadi dan Utami (2005); Tikollah, Triyuwono, dan Ludigdo (2006); Fatmawati (2007). Penelitian-penelitian tersebut menggunakan beberapa variabel atau faktor yang memengaruhi perilaku etis antara lain: gender, locus of control, equity sensitivity, pengalaman kerja, umur atau usia, dan kecerdasan (kecerdasan intelektualitas, emosional dan spiritual).

Sumber : http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1051/1/%5BJuTNas-05%5D%20FAKTOR-FAKTOR%20YANG%20MEMENGARUHI%20PERILAKU%20ETIS.pdf

 3.    Faktor apakah yang mempengaruhi etika secara internasional?
Jawab:
1.         Kejujuran
2.        Integritas
3.        Objektivitas
4.        Perilaku Profesional
5.        Tanggung Jawab
6.        Kebiasaaan yang dianggap baik oleh orang banyak.
7.        Kebudayaan yang berlaku dimasyarakat luas.
8.        Perilaku sehari hari.
9.        Keputusan lembaga/organisasi internasional.
10.     Kesepakatan bersama antar bangsa bangsa
11.    kode etik dalam intdustri dan perusahaan
12.    kode etik dalam bidang ekonomi
13.    kode etik dalam bidang kesehatan
14.    kode etik dalam bidang politik
Sumber:http://irsyadasrofie.blogspot.com/2013/01/tugas-akhir-etika-profesi-akuntansi.html
http://auliarahmanchan.blogspot.com/2013/01/faktor-yang-mempengaruhi-etika-secara.html
http://rizkiadiputra08.blogspot.com/2013/01/faktor-apa-yang-mempengaruhi-etika.html
http ://http://indah-indahdwi.blogspot.com/2013/11/www.html

 4.    Jelaskan cara menggunakan proses seleksi karyawan untuk mendorong perilaku etis?
Jawab :
Menciptakan budaya yang mendorong kayawan untuk melakukan hal yang benar adalah langkah kunci, meskipun itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Pengusaha harus melakukan beberapa langkah untuk memastikan perilaku etis oleh para karyawan mereka, dan banyak dari kegiatan ini masuk dalam area SDM.

1. Penyusunan Staf dan Seleksi
Cara paling sederhana untuk menjalankan mekanisme organisasi, menurut etika adalah dengan mempekerjakan orang-orang yang lebih etis. Meskipun demikian, penyaringan orang yang tidak diinginkan sebenarnya dapat dilakukan bahkan sebelum pelamar memasukkan surat lamaran, jika deparetemen SDM membuat material perekrutan yang membuat referensi yang eksplisit dengan menekankan integritas dan etika.
Proses seleksi tersebut juga memberikan tanda-tanda tentang apa nilai-nilai dan budaya perusahaan sebenarnya. Manajer dapat melakukan beberapa hal untuk memastikan bahwa orang lain juga menilai metode penilaian perusahaan sebagai sesuatu yang adil. Karyawan akan melihat prosedur resmi adalah adil jika mencakup criteria yang berkaitan dengan pekerjaan, memberikan kesempatan untuk menunjukkan kompetensi, memberikan cara untuk memperbaiki kesalahan, dan digunakan secara konsisten pada semua pelamar.

2. Pelatihan
Pelatihan etika umumnya berperan penting dalam membantu perusahaan untuk mengembangkan budaya etika dan keadilan. Pelatihan seperti ini biasanya termasuk menunjukkan pada karyawan bagaimana mengenali dilemma etika, bagaimana menggunakan fungsi-fungsi SDM secara etis. Masalahnya, penakanan pada mekanisme pemenuhan mungkin tidak cukup. Selain itu, pelatihan juga harus menekankan pada dukungan moral dari pilihan etika dan komitmen yang mendalam dari integritas dan etika. Keikutsertaan para manajer puncak menekankan komitmen tersebut.

3. Penilaian Kerja
Proses penilaian kerja perusahaan memberikan kesempatan lain untuk menekankan komitmennya terhadap etika dan keadilan. Pertama, penilaian menjelaskan bahwa perusahaan tidak hanya mengklaim bahwa mereka percaya dan melakukan standar etika yang tinggi, tapi juga benar-benar mengukur para karyawan yang mengikuti standar tersebut. Kedua, bagaimana para penyelidik melakukan penilaian adalah hal yang penting. Untuk dapat mengirimkan sinyal bahwa keadilan dan etika lebih penting dari apapun, standar-standar harus jelas, para karyawan harus paham sadar apa yang digunakan untuk menilai mereka, dan penilaian mereka harus dilakukan secara objektif dan adil.

4. System Penghargaan dan Pendisiplinan
Untuk mencpai perilaku sebagai fungsi dari konsekuensinya, adalah tanggung jawab perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan menghargai perilaku yang etis dan menghukum perilaku yang tidak etis.

5. Agresi dan Pelanggaran di Tempat Kerja
Karyawan yang memandang diri mereka sebagai dibayar di bawah standar dapat melakukan tindakan negative yang bervariasi mulai dari pencurian sampai pada pengerusakan terhadap barang-barang milik perusahaan. Banyak tindakan SDM dapat menimbulkan persepsi mengenai perlakuan tidak adil yang diterjemahkan menjadi perilaku yang tidak sesuai.

6. Aktivitas Etika SDM Lainnya
Komite etika perusahaan akan sering melibatkan para professional. Komite ini memastikan bahwa para pemimpin senior perusahaan terlibat dalam diskusi tentang masalah-masalah etika. Banyak pengusaha menggunakan system informasi untuk membantu mengelola program etika mereka.
sumber : http://http://rullyandre.blogspot.com/2013/11/tugas-etika-profesi-akuntansi-3.html

Sabtu, 26 Oktober 2013

Tulisan 1

Hakim Ceramahi Setyabudi soal Kode Etik

  • Penulis :
  • Kontributor Bandung, Rio Kuswandi
  • Kamis, 10 Oktober 2013 | 19:48 WIB
Tersangka kasus suap Hakim, Setyabudi Tedjocahyono saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Bandung, Jalan RE. Martadinata, Bandung, Jawa Barat, Kamis, (10/10/2013) | KOMPAS.com/Rio Kuswandi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua majelis hakim perkara suap bansos Kota Bandung 2009-2010 Nurhakim menceramahi terdakwa Setyabudi Tejocahyono, mantan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Bandung, di persidangan yang digelar di PN Bandung, Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/10/2013).

"Saya heran dengan Bapak. Bapak ini hakim kan?  Apalagi bapak ini Kepala di Pengadilan Tinggi. Kok, bisa seperti itu (menerima suap, red)," tanya Nurhakim pada persidangan.

"Bapak ini tahu kan kode etik hakim itu apa bunyinya?," tanya Nurhakim lagi.

"Iya, saya tahu Pak," jawab Setyabudi.

"Ada 10 kan ya, poin - poinnya," lanjut Nurhakim. Dia kemudian menyebutkan satu per satu kode etik hakim, seperti berperilaku jujur, berperilaku adil, berperilaku arif dan bijaksana, bersikap mandiri, berintegritas tinggi, bertanggungjawab, menjunjung tinggi harga diri, berdisiplin tinggi, berperilaku rendah hati, dan bersikap profesional.

"Itu kan poin-poinnya kode etik hakim itu. Bapak paham itu kan?" tanya Nurhakim.

"Iya, pak, paham," jawab Setyabudi.

"Lalu mengapa, Bapak melakukan itu (menerima suap)," tanya Nurhakim. Setyabudi hanya terdiam mendengarkan ceramah dari Nurhakim.

"Ini yang Bapak lakukan itu melenceng jauh dari sikap sebagai hakim. Kan, disebutkan, diantaranya, hakim itu harus mandiri, harus rendah hati, adil, jujur, apalagi korupsi. Dan satu lagi, hakim itu tidak boleh takut mati. Tolong direnungkan ya Pak soal kode etik ini," papar Nurhakim.

"Siap Pak," jawab Setyabudi tegas.

Persidangan Kamis siang itu, menghadirkan dua terdakwa lainnya, yakni mantan Ketua Ormas Gazibu Padjadjaran Toto Hutagalung dan mantan Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Pemkot Bandung Herry Nurhayat.

Persidangan ini mendapat perhatian besar dari masyarakat Bandung. Kursi di ruang sidang terlihat penuh. Tampak hadir siang itu Ketua Komisi Yudisial Eman Suparman.

editor : kistyarini
sumber : http://regional.kompas.com/read/2013/10/10/1948299/Hakim.Ceramahi.Setyabudi.soal.Kode.Etik

Jumat, 25 Oktober 2013

Etika Profesi Akuntansi ( Tugas 2 )

Nama : Garin Ardyarini Septianingsih
Npm : 22210953
Kelas : 4 EB 18



J1. Jelaskan Faktor-faktor  yang menentukan intensitas etika dan dari keputusan?

Jawab : enam karakteristik telah diidentifikasi sebagai hal yang relevan dalam menentukan intensitas masalah: besarnya kerugian, konsensus tentang kesalahan, kemungkinan kerugian, kecepatan akibatnya, jarak terhadap korban, dan konsentrasi akibat. Keenam faktor itu menentukan seberapa pentingnya masalah etika bagi seseorang. Dengan mengikuti pedoman itu, semakin besar jumlah orang yang dirugikan, semakin besar kesepakatan bahwa suatu perbuatan itu jahat, semakin tinggi kemungkinan bahwa tindakan itu akan menimbulkan kerugian, semakin pendek jarak waktu akibat tindakan itu akan dirasakan, semakin dekat orang merasa menjadi korban tindakan itu, semakin besar intensitas masalah tersebut. Ketika masalah etika penting―yaitu, semakin kuat masalah itu―semakin besar kita akan berharap para manajer berlaku secara etis.

Sumber : http://nusando.blogspot.com/2009/01/etika-manajerial.html

2. Jelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang etis!
Jawab:
Pada prinsipnya dalam proses pengambilan keputusan selalu ada dua tahapan yang di alami, yaitu tahap sebelum keputusan diambil, dan tahap mengambil keputusan. Dalam tahap sebelum pengambilan keputusan ini seseorang harus melakukan analisis yang rasional dan penuh kesadaran moral agar keputusan yang diambil hasilnya setepat dan sebaik mungkin. Yang dibutuhkan dalam hal ini adalah sikap terbuka yang berarti bersedia dikritisi pendapatnya, dan mencari informasi yang seluas-luasnya tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusannya, antara lain adalah faktor:
- Sosial
- budaya
- Kemajuan ilmu dan teknologi
- Isu
- isu hukum
-Keterlibatan konsumen dalam pelayanan kesehatan.

Selanjutnya, setelah mendapatkan semua informasi dan masukan, keyakinan atau kecenderungan yang timbul haruslah ditimbang menggunakan prinsip-prinsip dasar moral. Apakah keyakinannya sudah memenuhi kaidah prinsip-prinsip dasar moral tersebut. Dalam tahap mengambil keputusan, seseorang tinggal memilih salah satu dari beberapa alternatif yang muncul. Apakah keputusan itu pasti benar?, jawabannya belum tentu, karena keyakinan seseorang belum tentu benar. Kalau kemudian terlihat bahwa keputusannya itu ternyata tidak tepat, misalnya ternyata merugikan orang lain, pengambilan keputusan itu tidak dapat dipersalahkan. Yang dapat dipersalahkan secara moral adalah kalau persiapan keputusan itu kurang teliti, atau kurang terbuka, atau mudah terpengaruh pendapat orang lain. Jadi kesalahan moral terletak pada tahap persiapan, atau tahap sebelum mengambil keputusan.

Sumber:  

33. Jelaskan suap (bribery) merupakan sebuah tindakan yang tidak etis dengan memberikan sebuah contoh. ( contoh perorangan berbeda )
Bribery adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan memberikan imbalan kepada pihak lain dengan maksud mendapatkan apa yang diinginkan.  Bribery bisa disebut juga dengan penyuapan. Bribery merupakan tindakan yang tidak etis sama sekali.
Contohnya adalah ketika seorang calon kepala desa yang ingin memenangkan pemilihan sebagai kepala desa,ia menyuap atau memberikan para warga sejumlah barang, yang tujuan diberikan barang tersebut agar dapat memberikan dukungan atau suara kepada si calon kepala desa tersebut.
Sumber :
http://jefryandica.blogspot.com/2012/10/pengertian-bribery-dan-contoh-kasusnya.html

Sabtu, 28 September 2013

Etika Profesi Akuntansi ( tugas 1)

Nama : Garin Ardyarini
NPM : 22210953
Kelas : 4EB18




1. Apa yang dimaksud dengan etika?
Jawab :
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika merupakan sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.


2.  Bagaimana tahap perkembangan moral, karakteristik individu, dan variabel struktural mempengaruhi keputusan manajer untuk berprilaku etis dan tidak etis?
Jawab:
Kohlberg (dalam wangmuba.com/2009) percaya pada tiga tingkat perkembangan moral, yang setiap tingkatnya ditandai oleh dia tahap. Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral, khususnya teori Kohlberg, ialah internalisasi, yakni perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal. Adapun tiga tahap perkembangan itu adalah ::
          Tingkat satu : Penalaran Prakonvensional ( Penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman eksternal.
          Tingkat Dua : Penalaran Konvensional (Seseorang menaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak menaati standar-standar orang lain (eksternal))
          Tingkat Ketiga : Penalaran Pascakonvensional (Seseorang mengenal tindakan-tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi).
Dari pernyataan perkembangan itu kita bisa menarik kesimpulan, bahwa tahap perkembangan moral membentuk karakteristik individu dan variabel struktural itu sendiri, sehingga dari sini tentunya pembentukan keputusan manajer untuk berprilaku etis ataupun tidak etis terlihat.

3. Apa yang dimaksud dengan  kode etik dan bagaimana cara meningkatkan keefektifannya?
Jawab :
Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan profesi, inilah yang disebut dengan kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati.
Peningkatan keefektifannya dalam penerapan Kode Etik menurut Kataka Puradireja (2008), terletak pada para pelakunya, yaitu didalam hati nuraninya. Jika para akuntan mempunyai integritas yang tinggi, dengan sendirinya dia akan menjalankan profesi prinsip Kode Etik dan Standar Akuntansi.

4. Bagaimana manajer mengambil keputusan yang etis?
Jawab:
Dalam mengambil sebuah keputusan seorang manajer harus melakukan :

1. Pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan
 Dalam mengambil sebuah keputusan seorang manajer harus mengerti dahulu apa saja syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu dalam bentuk masalah maupun peluang. Sebuah masalah muncul ketika pencapaian organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuah peluang muncul ketika manajer melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu.

2. Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis adalah langkah dalam pengambilan keputusan dimana manajer menganalisis faktor-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi yang penting.

3. Pengembangan Alternatif
Untuk keputusan yang terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah dikenali dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur organisasi. Namun keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya pengembangan tindakan baru yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi keputusan-keputusan yang dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa menjadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa membatasi alternatif merupakan sebab utama gagalnya pengambilan keputusan di organisasi.

4. Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki
Alternatif yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan menggunakan sumber daya paling sedikit. Manajer mencoba menyeleksi pilihan dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit. Manajer kemudian mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manajer dapat mengandalkan intuisi dan penglaman untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan sekiranya akan berhasil.

5. Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan manajerial, administratif, dan tahap persuasif yang dimiliki seorang manajer akan digunakn untuk menjamin bahwa alternative terpilih akan dijalankan. Kesuksesan alternatif terpilih ini akan bergantung pada bisa tidaknya alternatif ini diterjemahkan menjadi suatu tindakan.

6. Evaluasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi yang merupakan bagain proses pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting karena pengambilan keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Umpan balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang nantinya bisa membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru.


5.  Jelaskan faktor-faktor yang menentukan intensitas etika dan dari keputusan?
Jawab :
Intensitas moral terdiri atas enam atribut (Jones, 1991) yaitu :
1.         magnitude of consequences
2.         social consensus
3.         probability of affect
4.         temporal immediacy
5.         proximity
6.         concentration of effect
Jones menyatakan bahwa seseorang yang gagal untuk mengenali suatu keutamaan moral, maka akan gagal untuk melakukan pengambilan keputusan moral yang skematis dan akan membuat keputusan itu berdasarkan skematis yang lain, yaitu rasionalitas yang paling menguntungkan dirinya.


Sumber :
http://wahabxxxxx.wordpress.com/2012/03/30/pengertian-etika-profesi-tugas-1/
http://eprints.undip.ac.id/22814/1/METTA_SULIANI_(C2C006099).pdf
http://kinantiarin.wordpress.com/etika-profesi-akuntan/
http://effectivegoals.blog.perbanas.ac.id/2011/06/12/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CGAQFjAH&url=http%3A%2F%2Fjurnal.stieama.ac.id%2Findex.php%2Fama%2Farticle%2Fview%2F5%2F3&ei=iQlDUpm5HsWqrAeZvYCICw&usg=AFQjCNGykiKSKKmYtIiFTHD5MlSfHaLv-w&sig2=F4Oqzo10AsXoUxO9Z_jeDw&bvm=bv.53077864,d.bmk